The merchant said he learned a great lesson from the fountain. It started as a trickle of water, but as it wended its way to the sea, it was joined by streams and brooks and creeks and, in due course, became a roaring river. We should do our work likewise, start with little beginnings and soon develop big businesses.
The old man said that the lesson he learned from the fountain was to serve silently, friends and strangers alike.
The little girl said that the lesson she learned was that the water is useless unless it is pure. Therefore, we should live a clean and chaste life.
The teacher is one. Everyone learns according to his or her aptitude and capacity. In this school of life the day on which we have not learned something new is a lost day indeed.
(Excerpted from: J.P. Vaswani, “The Good You Do Returns“)
Belajarlah pada-Ku
Seorang pedagang, orang tua, dan putri kecilnya dipenuhi oleh sisi sumber yang jelas, air berkilauan. Pada air mancur adalah sebuah prasasti yang berbunyi, "Belajarlah dari aku!"
Pedagang mengatakan ia belajar pelajaran besar dari air mancur. Ini dimulai sebagai tetesan air, tetapi karena mengalir jalan ke laut, ia bergabung dengan sungai dan sungai-sungai dan anak sungai dan, pada waktunya, menjadi sebuah sungai menderu. Kita harus melakukan pekerjaan kami juga, mulailah dengan awal kecil dan segera mengembangkan usaha besar.
Orang tua itu berkata bahwa pelajaran ia belajar dari air mancur adalah untuk melayani diam-diam, teman-teman dan orang asing sama.
Si gadis kecil mengatakan bahwa pelajaran yang dia pelajari adalah bahwa air tidak berguna kecuali murni. Oleh karena itu, kita harus hidup bersih dan suci.
Guru adalah satu. Semua orang belajar sesuai dengan bakat nya dan kapasitas. Di sekolah ini hidup hari di mana kita tidak belajar sesuatu yang baru adalah hari yang hilang memang.
You have read this article Advice /
inspirasi /
motivasi
with the title Belajarlah pada ku. You can bookmark this page URL http://elachelle89.blogspot.com/2011/04/belajarlah-pada-ku.html. Thanks!